Aku tahu semuanya sudah berakhir. Aku tahu tak ada jalan kembali. Saat aku memasukkan tanganku ke dalam roknya, aku tahu apa yang kulakukan dan apa yang akan terjadi. Tapi jari-jariku tak bisa berhenti. Saat aku mencium aroma vagina siswi di hadapanku yang berkeringat, aku tak bisa menahan diri sebagai seorang pria. Akal sehat dan etikaku luluh di bawah lidahnya. "Guru, kau boleh menyentuhku." Sebuah jebakan manis dari seorang siswi. Cahaya yang masuk melalui jendela dengan lembut menyelimuti ruang kelas. Aku membayangkannya menyentuhku dengan lembut menggunakan ujung jarinya... "Hei, Guru, aku sengaja memperpendek rokmu... kau sadar?" Ini bukan perselingkuhan. Ini kehancuran. Kenikmatan tak bermoral saat penisku dihisap seorang siswi. Meskipun aku seorang pendeta, aku terlalu sering mencumbui siswiku sampai hampir mati. Sebuah drama cinta murni yang penuh amoralitas dan gairah, dengan dicabutnya larangan creampie. Hasrat meluap seorang guru paruh baya saat ia tanpa sadar berejakulasi ke dalam vagina seorang gadis muda... Kaulah siswiku yang suka masturbasi.
 
 
![CAWD-866 [Bocoran Tanpa Sensor] CAWD-866 [Bocoran Tanpa Sensor]](https://cdn.123av.me/resize/s360/1/31/cawd-866-uncensored-leaked/cover.jpg?t=1756471244) 
 
![CAWD-877 [Bocoran Tanpa Sensor] CAWD-877 [Bocoran Tanpa Sensor]](https://cdn.123av.me/resize/s360/5/d5/cawd-877-uncensored-leaked/cover.jpg?t=1759535418) 
